Minggu, 13 Desember 2015

PRAKTIKUM BETON PEKAN KE-1

[Prakitkum beton pekan ke-1] Kelompok 7 - Menentukan Parameter Agregat - Ivan Benyamin Elroi

Kamis, 27 Oktober 2015 adalah hari pertama dimulainya praktikum beton. Hal yang pertama kami lakukan adalah menentukan parameter agregat yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan mix design. Praktikum pada hari ini terdiri dari beberapa bagian, yaitupemeriksaan berat volume agregat, analisis saringan agregat kasar dan halus, pemeriksaan zat organik dalam agregat halus, pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus, pemeriksaan kadar air agregat, analisis spesific gravity agregat halus dan agregat kasar. 

1. Pemeriksaan Berat Volume Agregat
    Tujuan dari percobaan ini :
     - Menentukan berat volume agregat kasar dan agregat halus.

     Prosedur percobaan :
     Saringan agregat halus dengan menggunakan beberapa saringan yang telah ditentukan. Lalu              timbang berat agregat berdasarkan saringannya masing-masing.

2. Analisis Saringan Agregat Halus
    Tujuan dari percobaan ini :
    - untuk menentukan gradasi agregat halus.
     Prosedur percobaan :
     Saring agregat halus pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai dari saringan paling besar     di atas dan paling kecil dibawah. Perangkat saringan diguncang dengan tangan atau mesin 
    pengguncang selama 15 menit. Timbang berat agregat sesuai dengan saringannya masing-masing.

3. Analisis Saringan Agregat Kasar
    Tujuan dari percobaan ini :
    - untuk menentukan gradasi agregat kasar.
     Prosedur percobaan :
     Saringan agregat halus dengan menggunakan beberapa saringan yang telah ditentukan. Lalu timbang 
     berat agregat berdasarkan saringannya masing-masing.

4. Pemeriksaan zat organik dalam agregat halus
     Tujuan dari percobaan ini :
     - untuk menentukan adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran 
       beton.
     Prosedur percobaan : 
     Masukkan pasir ke dalam botol tembus pandang, tambahkan larutan NaOH 3% lalu kocok. setelah
    dikocok isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume botol. Tutup botol gelas tersebut dan kocok    
    hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar    
    lumpur tersebut mengendap. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan dengan warna di organik 
    plate.

5. Pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus
     Tujuan dari percobaan ini : 
     - menentukan besarnya persentase kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai 
       campuran 
     beton.      
     Prosedur percobaan :
     Contoh agregat halus dimasukkan kedalam gelas ukur. Lumpur dilarutkan dengan air yang 
    ditambahkan kedalam gelas ukur.  Gelas ukur dikocok agar pasir tercuci dari lumpur. Gelas ukur 
    disimpan pada tempat yang datar dan dibiarkan selama 24 jam. Ukur tinggi pasir (V1)dan tinggi 
    lumpur (V2) .

6. Pemeriksaan kadar air agregat
     Tujuan dari percobaan ini :
     - menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan.
     Prosedur percobaan :
     1. Talam ditimbang dan dicatat beratnya (W1)
    2.  Benda uji dimasukkan ke dalam talam, kemudian berat talam ditambah benda uji 
        ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.
    3.  Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3=W2-W
   4.  Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5)oC hingga 
       beratnya tetap
  5.  Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4)
  6. Berat benda uji kering dihitung dengan persamaan W5=W4­­- W1
  
7. Analisis spesific gravity agregat halus
   Tujuan dari percobaan ini :
   - untuk menentukan bulk and apparent Specific Gravity dan penyerapan (absorpsi) agregat halus         menurut prosedur ASTM C128. 
   Prosedur percobaan :
   1.  Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
   2.  Sebagian dari contoh dimasukkan ke dalam cetakan kerucut pasir (metal sand cone mold). Benda uji lalu dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper) dengan jumlah tumbukan sebanyak 25 kali setiap satu dari tiga bagian yang terisi. Kondisi SSD diperoleh ketika butir-butir pasir longsor/runtuh ketika cetakan tersebut diangkat.
   3.  Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang- goyangkan piknometer. Rendamlah piknometer dengan suhu air 73,43o F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
   4. Pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu 213,130F. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam.
   5. Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur 73,43o F dengan ketelitian 0,1 gram.

8. Analisis spesific gravity agregat kasar
Tujuan dari percobaan ini : 
       - menentukan bulk dan apparent specific grafity dan penyerapan/absorbsi dari agregat kasar menurut ASTM C 127.
       Prosedur percobaan :
       1.  Benda uji direndam selama 24 jam
2.  Benda uji dikeringkan permukaannya (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk pada butiran
3.  Hitung berat contoh kondisi SSD = A
4.  Contoh benda uji dimasukkan kekeranjang dan direndam kembali didalam air. Temperature air dijaga (73.4 ± 3)0F, dan kemudian ditimbang, setelah keranjang digoyang-goyangkan didalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap. Hitung berat contoh kondisi jenuh = B
5.  Contoh dikeringkan pada temperature (212-130)0F. Setelah didinginkan kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C

Foto-foto praktikum :








    



About Unknown

Pellentesque penatibus, sed rutrum viverra quisque pede, mauris commodo sodales enim porttitor. Magna convallis mi mollis, neque nostra mi vel volutpat lacinia, vitae blandit est, bibendum vel ut. Congue ultricies, libero velit amet magna erat. Orci in, eleifend venenatis lacus.

You Might Also Like

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.